SUDUT CIAMIS - Seorang Novelis India, Salman Rushdie yang kini tinggal di Inggris mengalami tragedi penusukan berkali-kali di New York pada 12 Agustus 2022 silam.
Hal ini dilakukan oleh pria bernama Hadi Matar (24).
Penulis The Satanic Verses ini dikabarkan bahwa hingga saat ini dirinya dirawat menggunakan ventilator dan terancam kehilangan sebelah matanya.
Hal ini menarik pendapat dari berbagai pihak, diketahui hingga saat ini terdapat tokoh pejabat seperti Boris Johnson dan Teheran yang berpendapat perihal peristiwa ini.
Adalah "menggelikan" untuk menyatakan bahwa novelis Salman Rushdie bertanggung jawab atas serangan terhadapnya, juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Senin (15/8), setelah Kementrian Luar Negeri Iran menyarankan bahwa penulislah yang harus disalahkan.
"Jelas menggelikan untuk menyatakan bahwa Salman Rushdie dengan cara apa pun bertanggung jawab atas serangan menjijikkan ini terhadapnya," kata juru bicara itu kepada wartawan.
Baca Juga: 75 Tahun Demokrasi di India, Berikut Kilas Sejarah Partisi India dan Pakistan!
"Ini bukan hanya serangan terhadapnya, itu adalah serangan terhadap hak untuk kebebasan berbicara dan berekspresi dan pemerintah Inggris mendukung dia dan keluarganya, tetapi kami sama-sama membela kebebasan berbicara di seluruh dunia."
Rushdie akan memberikan kuliah tentang kebebasan artistik di Chautauqua Institution di New York Jumat lalu ketika polisi mengatakan seorang pria berusia 24 tahun bergegas ke panggung dan menikam penulis kelahiran India itu.