Penikaman Salman Rushdie di Atas Panggung, Usai Kontroversi Tulisannya Berjudul 'Ayat Ayat Setan'

- 15 Agustus 2022, 21:43 WIB
Teheran juga dengan keras membantah memiliki pengetahuan atau hubungan dengan penusukan novelis.
Teheran juga dengan keras membantah memiliki pengetahuan atau hubungan dengan penusukan novelis. /

SUDUT CIAMIS - Iran mengatakan Salman Rushdie dan para pendukungnya yang harus disalahkan karena berusaha menjauhkan diri dari serangan pekan lalu di New York.

“Kami menganggap tidak ada seorang pun kecuali Rushdie dan pendukungnya yang pantas disalahkan atau bahkan dikutuk” atas serangan itu, juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers pada hari Senin.

Kanani menambahkan bahwa Rushdie “mengekspos dirinya pada kemarahan publik” dengan menghina nilai-nilai Islam yang suci dan “melintasi garis merah 1,5 miliar Muslim”.

Baca Juga: Gelar Panel Diskusi Multistakeholder di World Tourism Day 2022 Mendatang, Sandiaga: Akan Lahirkan Gagasan Baru

“Tidak ada yang berhak menyalahkan Republik Islam Iran” atas serangan itu, katanya, dengan keras menyangkal laporan bahwa Teheran memiliki hubungan dengan penyerang, Hadi Matar, 24 tahun, yang mengaku tidak bersalah di pengadilan sehari setelah penyerangan.

Juru bicara itu juga menuduh Barat, terutama Amerika Serikat, menerapkan "standar ganda" ketika mendukung kebebasan berekspresi, dan mengatakan bahwa perusakan nilai-nilai Islam oleh Rushdie tidak dapat didukung dari sudut pandang agama, moral, kemanusiaan, atau hukum.

Baca Juga: 75 Tahun Demokrasi di India, Berikut Kilas Sejarah Partisi India dan Pakistan!

Rushdie yang berusia 75 tahun diserang saat bersiap untuk memberikan ceramah.

Agennya, Andrew Wylie, mengatakan penulisnya menderita luka "parah" tetapi telah dilepas dari ventilator dan memiliki kemampuan untuk berbicara.

Rushdie telah menghadapi ancaman pembunuhan selama lebih dari 30 tahun karena bukunya tahun 1988 The Satanic Verses, yang oleh banyak Muslim dianggap sebagai penghujatan. Selain Iran, buku itu dilarang di banyak negara lain, termasuk India dan Pakistan.

Halaman:

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: Aljazeera.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah