Dia melarikan diri ke Singapura dari mana dia mengundurkan diri lima hari kemudian dan Wickremesinghe menjadi presiden sementara dan kemudian memenangkan pemungutan suara di parlemen yang mengkonfirmasikan kenaikannya.
Baca Juga: Banjir dan Tanah Longsor Mematikan di 24 Provinsi Iran, Memakan Puluhan Korban!
22 juta orang Sri Lanka telah mengalami pemadaman listrik selama berbulan-bulan, rekor inflasi dan kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Sejak akhir tahun lalu, negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting sekalipun.
Pada bulan April, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$51 miliar dan membuka pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional.
Baca Juga: Sering Biarkan Roket Jatuh Tak Terkendali, Kini Puing Puing Roket China Jatuh Ke Laut Filiphina
Wickremesinghe mengatakan kepada para biarawan bahwa ekonomi akan menurun lebih lanjut tahun ini dengan kontraksi 7 persen, tetapi mengharapkan pemulihan tahun depan.
“Saya bekerja untuk menstabilkan kembali ekonomi ini dan membangun ekonomi sedemikian rupa sehingga negara ini dapat berkembang pada tahun 2023, 2024.
“Ini adalah tugas yang sulit. Tetapi jika Anda tidak melakukannya sekarang, itu akan lebih sulit. Kita harus memikirkan apakah kita harus mencoba menyembuhkan pasien dengan memberikan obat atau membiarkan pasien mati tanpa memberikan obat," tambahnya.
Baca Juga: Tahun Baru Islam, Berapa Usia Kalian Menurut Kalendar Hijriah? Cek Disini!