Kronologi Krisis Sri Lanka: Dari Inflasi yang Melonjak Hingga Pengunduran Diri Presiden dan Para Menteri!

- 10 Juli 2022, 10:37 WIB
Krisis Ekonomi di Sri Lanka,  hingga presiden Gotabaya Rajapaksa dipaksa mundur!
Krisis Ekonomi di Sri Lanka, hingga presiden Gotabaya Rajapaksa dipaksa mundur! /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

 

SUDUT CIAMIS - Sri Lanka terperosok dalam krisis politik dan ekonomi yang mendalam dan presiden, Gotabaya Rajapaksa, telah menyatakan pengunduran dirinya setelah dipaksa meninggalkan kediamannya di hadapan kerumunan besar pengunjuk rasa yang akhirnya menyerbu kompleks tersebut.

Para pengunjuk rasa di negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu menuntut pengunduran diri setelah mengalami pemadaman selama berbulan-bulan, kekurangan makanan dan bahan bakar akut serta inflasi yang berderap dalam rekor penurunan paling menyakitkan. Berikut adalah melihat kembali bagaimana krisis telah berlangsung:

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Kabur Ketika Ribuan Demonstran Menyerbu Istana, Dilindungi Dua Puluh Ribu Tentara!

1 April 2022

Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat, memberikan kekuatan besar kepada pasukan keamanan untuk menangkap dan menahan tersangka para demonstran, setelah serentetan protes.

3 April 2022

Hampir semua anggota kabinet Sri Lanka mengundurkan diri pada pertemuan larut malam, meninggalkan Rajapaksa dan saudaranya Mahinda - perdana menteri - terisolasi. Gubernur bank sentral, setelah menolak seruan untuk mencari bailout dari Dana Moneter Internasional, mengumumkan pengunduran dirinya sehari kemudian.

5 April 2022

Masalah Presiden Rajapaksa semakin dalam ketika menteri keuangan Ali Sabry mengundurkan diri hanya sehari setelah ia diangkat.

Baca Juga: Raja Salman Sampaikan Do'a dan Selamat kepada Para Jemaah Haji Tahun 2022 Melalui TV Pemerintah Arab Saudi

Pemimpin yang diperangi itu kehilangan mayoritas parlemennya karena mantan sekutu mendesaknya untuk mundur. Dia mengangkat keadaan darurat.

10 April 2022

Dokter Sri Lanka mengatakan mereka hampir kehabisan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa, memperingatkan bahwa krisis itu bisa berakhir dengan mebunuh lebih banyak orang dibanding pandemi COVID-19.

Halaman:

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x