SUDUT CIAMIS - Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Artinya, pendidikan harus dikembangkan menuju kearah yang lebih maju dengan memperhatikan berbagai potensi peserta didik dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Oleh karena itu, pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat pada pendidik/guru, tetapi dipusatkan pada peserta didik. Peran guru hanya sebatas sebagai pembimbing dan fasilitator terhadap pengembangan potensi peserta didik.
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta, 2001)
Berkaitan dengan persoalan tersebut, terdapat salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang mendukung adanya perubahan dalam pelaksananaan pendidikan.
Menurut bahasa istilah progresivisme berasal dari kata progresif yang artinya bergerak maju.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata progresif diartikan sebagai kearah kemajuan; berhaluan kearah perbaikan sekarang; dan bertingkat-tingkat naik.
Dengan demikian, secara singkat progresif dapat dimaknai sebagai suatu gerakan perubahan menuju perbaikan. Sering pula istilah progresivisme dikaitkan dengan kata progres, yaitu kemajuan.
Baca juga: Pemerintah Tunjuk Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto Menjadi Ketua Satgas Penanganan PMK
Artinya progesivisme merupakan salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan ini akan membawa sebuah perubahan.
Pendapat lain menyebutkan bahwa progresivisme sebuah aliran yang mengingikan kemajuan-kemajuan secara cepat. (Muhmidayeli, 2011)
Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional, cenderung otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran.
Menurut Gutek (1974:139) Aliran ini berakar dari semangat pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni gerakan pembaharuan politik Amerika.
Adapun aliran progresif pendidikan Amerika mengacu pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat.
Menurut sejarah munculnya aliran progresivisme ini sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokoh filsafat pragmatisme sebagaimana telah disebutkan di atas, seperti Charles S. Peirce, William James dan John Dewey, serta aliran eksperimentalisme Francis Bacom.
Selain itu, adalah John Locke yang merupakan tokoh filsafat kebebasan politik dan J.J. Rousseu dengan ajarannya tentang kebaikan manusia telah dibawa sejak lahir.
Progresivisme merupakan salah satu aliran dalam filsafat pendidikan modern. Menurut John S. Brubacher sebagaimana dikutip Jalaludin dan Abdullah Idi (2012:82) aliran progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952) yang menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis.
Artinya, kedua aliran ini sama-sama menekankan pada pemaksimalan potensi manusia dalam upaya menghadapi berbagai persoalan kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, kesamaan ini didasarkan pada keyakinan pragmatisme bahwa akal manusia sangat aktif dan ingin selalu meneliti, tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan kebenarannnya secara empiris. (Sahdullah, 2013)
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif.
Dengan kata lain, pendidikan harus mampu membawa perubahan pada diri peserta didik menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat menyesuikan diri dengan kehidupan sosial di masyarakat.
Oleh karena itu, progresivisme sangat menghendaki adanya pemecahan masalah dalam proses pendidikan.
Dalam buku Philosofical Alternatives in Education, Gutek (1974:140) menyebutkan bahwa pendidikan progresif menekankan pada beberapa hal:
- Pendidikan progresif hendaknya memberikan kebebasan yang mendorong anak untuk berkembang dan tumbuh secara alami melalui kegiatan yang dapat menanamkan inisiatif, kreatifitas dan ekspresi diri anak;
- Segala jenis pengajaran hendaknya mengacu pada minat anak, yang dirangsang melalui kontak dengan dunia nyata;
- Pengajar progresif berperan sebagai pembimbing anak yang diarahkan sebagai pengendali kegiatan penelitian bukan sekedar melatih ataupun memberikan banyak tugas;
- Prestasi peserta didik diukur dari segi mental, fisik, moral dan juga perkembangan sosialnya;
- Dalam memenuhi kebutuhan anak dalam fase perkembangan dan pertumbuhannya mutlak diperlukan kerjasama antara guru, sekolah, rumah, dan keluarga anak tersebut;
- Sekolah progresif yang sesungguhnya berperan sebagai laboratorium yang berisi gagasan pendidikan inovatif dan latihan-latihan.
Dalam konteks ini, pendidikan harus lebih dipusatkan pada peserta didik, dibandingkan berpusat pada pendidik maupun bahan ajar.
Karena peserta didik merupakan subjek belajar yang dituntut untuk mampu menghadapi berbagai persoalan kehidupan di masa mendatang.
Oleh karena itu, menurut Ahmad Ma’ruf (2012) ada beberapa prinsip pendidikan yang ditekankan dalam aliran progresivisme, di antaranya:
- Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
- Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
- Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pengarah.
- Sekolah harus kooperatif dan demokratis.
- Aktifitas lebih fokus pada pemecahan masalah, buka untuk pengajaraan materi kajian.
PROGRESIVISME DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Bila dikaitkan dengan pendidikan di Indonesia saat ini, maka progresivisme memiliki andil yang cukup besar, terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan pendidikan yang sesungguhnya.
Dimana pendidikan sudah seharusnya diselenggarakan dengan memperhatikan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, serta berupaya untuk mempersiapkan peserta didik supaya mampu menghadapi dan menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi di lingkungan sosialnya.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, maka tujuan pendidikan menurut progresivisme ini sangat senada dengan tujuan pendidikan nasional yang ada di Indonesia.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Jadi, berdasarkan pengertian ini, maka aliran progresivisme sangat sejalan dengan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Referensi:
Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Pidarta, M. (2001). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sahdullah, U. (2013). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.***