Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Usai Pandemi COVID-19, Ini Peran Kita

26 Juni 2022, 12:23 WIB
Suasana murid PAUD saat antre untuk mencuci tangan. PAUD bersama orang tua berkolaborasi penurunan stunting. /Dok. paudpedia.kemdikbud.go.id./

SUDUT CIAMIS - Pendidikan, hal yang tidak pernah bisa habis untuk di bahas rasanya, bukan hanya karena kompleksitas permasalahan, namun karena urgensi dari pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan menjadi jalan untuk membangun peradaban yang beradab.

Sebagaimana yang dikatakan Prof. Dr. Achmad Juntika, M.Pd dalam bukunya Membangun Peradaban Melalui Pendidikan dan Bimbingan bahwa dalam membangun peradaban, bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membangun sumber daya manusia yang terampil dalam memanfaatkan IPTEK, berbudaya dan bermoral yang berakal dari nilai-nilai agama serta keseriusan dalam peningkatan mutu pendidikan.

Terhitung Maret 2020, artinya kita sudah kurang lebih 2 tahun hidup berdampingan dengan virus Corona ini, waktu yang terasa sangat lama tentunya karena hal-hal berat ada di dalamnya.

Baca juga: 6 Beasiswa di Bulan Juni 2022, Langsung Cek Disini

Banyak hal yang kurang baik mungkin dialami seluruh manusia di berbagai belahan dunia sana yang juga berjuang untuk mampu berdampingan dengan pandemi ini. Dari mulai kehilangan mata pencaharian, kehilangan kebebasan mobilitas sampai kehilangan orang yang paling dicintai. Belakangan ini pun kita lebih sering mendengar berita yang kurang baik dibandingkan berita baik.

Pandemi COVID-19 yang kemudian berdampak ke berbagai macam sektor kehidupan ini, seringkali dianggap sebagai sebuah pertanda Tuhan yang sedang kecewa atau bahkan marah kepada manusia. Padahal kita juga tidak pernah tahu apa yang Tuhan rencanakan.

Sebagai manusia, berusaha memunculkan pemikiran dari sudut pandang yang berbeda ialah hal yang wajib. Prinsip melihat segala sesuatu dari berbagai sisi dan sudut pandang akan menghadirkan sikap toleran, memahami serta menghargai beribu pendapat/fenomena di luar yang kurang sejalan.

Baca juga: Sejarah Pro Kontra Perubahan Nama Kabupaten Ciamis, Sejarawan: Bupati Ciamis Kala itu Berasal dari Karawang

Sekarang, kita tarik ke dalam persoalan pandemi saat ini, jika kita hanya melihat pandemi sebagai sebuah ancaman, maka kita hanya akan terfokus terhadap bagaimana cara menyingkirkannya, sedangkan kita tidak terpikirkan tentang bagaimana cara untuk beradaptasi di situasi yang seperti saat ini.

Melihat kualitas pendidikan di Indonesia yang bisa dibilang masih mengalami stagnasi, tentunya banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Permasalahan yang kompleks, dimulai dari akses untuk mendapatkan pendidikan yang masih sulit di beberapa daerah, budaya patriarki yang masih erat memeluk masyarakat yang menjadi salah satu penyebab dalam meningkatnya angka pernikahan pada anak, proses pembelajaran yang kurang maksimal serta tidak tuntas, pendidik yang belum menguasai media pembelajaran digital serta teknologi lainnya, orang tua yang menggantungkan sepenuhnya pendidikan sang anak kepada guru mengalami kesulitan hingga mengalami stress, kendala kuota, sinyal serta gadget dalam pembelajaran daring dan masih banyak masalah lainnya.

Baca juga: Beginilah Cara Otak Memecahkan Masalah Ketika Kita Sedang Tidur, Simak Ulasan Hasil Penelitian!

Dari setiap permasalahan pendidikan yang ada, acapkali masyarakat hanya tunjuk tangan kepada pemerintah untuk terus menjaga stabilitas pendidikan.

Jangan salah, masyarakat pun ikut berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab IV bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Namun, memang tanggung jawab terbesar terletak pada profesionalisme pendidik, karena jika mutu pembelajaran baik maka akan sejalan juga dengan meningkatnya mutu pendidikan.

Guru ialah orang yang bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka, seorang guru harus mempunyai karakteristik yang profesional, yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif serta menyenangkan dengan beragam teori, metode, media, strategi, pendekatan yang guru pelajari sebelumnya dan seorang guru juga harus mampu memunculkan motivasi belajar siswa.

Baca juga: Cara Memotivasi Orang Yang Mengalami Mental Down, Luka Kecewa, dan Patah Hati Mendalam Hingga Berujung Depresi

Kondisi yang ada saat ini, dimana kita tidak bisa terlepas dari teknologi semakin jelas memperlihatkan apa yang akan terjadi di masa mendatang atau kita sebut era post-pandemic.

Di era post-pandemic nanti, digitalisasi akan lebih mengakar dalam kehidupan umat manusia, entah karena kegunaannya entah juga karena kita pun berdampingan dengan era disrupsi. Walaupun digitalisasi yang makin mengakar nantinya, teknologi tetap tidak akan mampu menggantikan peran pendidik sebab pendidikan bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi ini tentang nilai/esensi di dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana tujuan pendidikan dalam Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 yakni: Berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Begitu sentralnya tujuan pendidikan nasional dalam konteks posisinya sebagai acuan bagi para penyelenggara pendidikan di indonesia. Sehingga semua orientasi kegiatan pendidikan nasional secara subtansial mengacu kepada tujuan pendidikan nasional.

Wajah bangsa indonesia kedepan secara konseptual bisa di baca dari rumusan tujuan pendidikan nasional. Karena rumusan tujuan pendidikan nasional telah tercantum dalam pasal perundang undangan, maka mengikat semua elemen bangsa indonesia untuk melaksanakannya terutama bagai para penyelenggara pendidikan.

Mengingat hal itu, maka kita harus segera menentukan di sisi mana kita bisa berkontribusi.

Jika kalian seorang murid maka mulailah untuk belajar secara mandiri, carilah sumber belajar lainnya karena mengingat kita berada di era yang sudah serba teknologi, maka manfaatkan teknologi untuk mencari platform pendidikan gratis. Mulailah untuk memetakan langkah kedepannya, apa yang menjadi impian dan cari bagaimana cara mewujudkannya.

Baca juga: Lagu 'Lalisa' Lisa Blackpink, Jadi MV Kpop Solo Wanita Pertama dengan Setengah Miliar Views di YouTube

Jika kalian seorang mahasiswa, mulailah untuk meng-internalisasikan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Peran mahasiswa sangat dibutuhkan apalagi di tengah pandemi ini, namun seringkali mahasiswa teralihkan fokusnya ke dalam hal-hal yang kurang penting. Sudah sepatutnya mahasiswa mampu memahami peranan dirinya dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia berdasarkan landasan yang jelas pula. Kekuatan fisik, kematangan pikiran, intelektualitas seluruhnya terdapat pada fase mahasiswa. Maka, harapan yang besar pula agar mahasiswa mampu berkontribusi dalam proses peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Misalkan, mahasiswa yang berada pada ranah ilmu pendidikan bisa mulai untuk melakukan pengkajian terkait pengembangan bahan ajar atau bisa kemudian berinovasi untuk menciptakan bahan ajar/metode baru lalu melakukan penelitian atas implementasinya di sekolah-sekolah tertentu. Hasil penelitian kemudian bisa dijadikan rujukan bagi guru atau pendidik di sekolah. Hal itu bisa membantu meningkatkan mutu pembelajaran yang berlanjut kepada peningkatan mutu pendidikan.

Jika kalian memiliki keahlian di bidang IT, cobalah untuk berinovasi membuat media pembelajaran digital yang bisa digunakan oleh para akademisi. Bisa juga berinovasi untuk menciptakan platform pendidikan gratis yang bisa dengan mudah di akses peserta didik untuk belajar di luar sekolah.

Baca juga: Skuad Pemain Lengkap, Persib Bandung Percaya Diri Tatap Perempat Final Piala Presiden 2022

Jika kalian adalah orang tua, maka mulailah belajar untuk tidak menggantungkan seluruh pendidikan anak kepada lembaga pendidikan, karena orang tua memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian anak. Bisa kita lihat dampaknya jika orang tua menggantungkan keseluruhan pendidikan kepada guru, dalam pembelajaran online betapa banyak orang tua yang mengalami stress karena mengalami kebingungan dalam mengarahkan proses belajar anak.

Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat pun perlu untuk menciptakan lingkungan yang positif sebagai bentuk upaya peningkatan mutu pendidikan. Lingkungan sekitar turut andil dalam membentuk kepribadian seseorang.

Di sisi lain, jika kita lihat permasalahan yang ada saat ini mengenai pernikahan pada anak utamanya di tengah pandemi yang ternyata meningkat secara signifikan menjadi sebuah kekhawatiran yang amat perlu segera diselesaikan permasalahannya. Nampaknya, budaya patriarki memang masih mencengkram masyarakat dengan begitu erat, pemahaman mengenai seks dan gender pun masih sangat minim.

Mindset mengenai pernikahan pun masih menjadi PR utama untuk diselesaikan. Hal ini dapat menghambat peningkatan mutu pendidikan karena peserta didik berada di dalam lingkungan yang budaya nya masih berada dalam kemunduran.

Baca juga: Kirim Pesan Rahasia Lewat NGL Link Anonymous Instagram yang Viral, Berikut Cara Mudah Buat NGL Link Anonymous

Maka, menyoal pendidikan di era post-pandemic, betul adanya di dalam pendidikan masih sangat banyak hal yang perlu dibenahi, namun ada satu hal yang dari dahulu belum tersadarkan namun kemudian dengan adanya pandemi hal ini mulai teratasi sedikit demi sedikit yakni terkait pengoptimalan teknologi digital dalam proses pembelajaran.

Sudah seharusnya kita berterima kasih pada pandemi atas hal itu. Pandemi menjadi motivasi terbesar para akademisi untuk mulai bertransformasi dalam proses pembelajarannya dan hal ini menjadi satu langkah maju pendidikan Indonesia.

Yuk! Berpikir positif dan sebarkan hal-hal baik, semoga mutu pendidikan di Indonesia bisa membaik sejalan dengan membaiknya dunia.

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: Buku Achmad Juntika - Membangun Peradaban Melalui Pendidikan

Tags

Terkini

Terpopuler