SUDUT CIAMIS - Paris Saint Germain (PSG) dan Real Madrid dulu adalah klub yang dekat, bahkan hampir dianggap sebagai saudara.
Di masa lalu, baik klub Madrid mau pun PSG selalu menepis rumor perebutan pemain yang tidak berdasar karena dapat membahayakan hubungan baik keduanya.
Akan tetapi sejarah telah berubah, hubungan yang dulu baik kini rusak, bahkanPSG kini menjadi iblis bagi Real Madrid.
Memang benar bahwa dalam play-off yang dimainkan pada tahun 2018, perilaku ultras pada malam sebelum pertandingan dan beberapa acara di Parc des Princes mulai menjauhkan hierarki klub.
Tetapi hubungan itu telah meledak sejak itu dan para presiden klub sangat berselisih.
Tidak ada kesepahaman dan tidak ada tanda-tanda dialog antara Nasser Al Khelaifi dan Florentino Perez. Musuh publik dan tidak menyamarkannya.
Jauh dari apa yang terjadi dengan Mbappe , titik besar konflik dan kerenggangan adalah dengan pergerakan Superliga dan cara Nasser Al Khelaifi menjadi dekat dengan rekan UEFA Aleksander Ceferin.
Presiden PSG itu berpaling dari apa yang dibuat oleh klub-klub yang memisahkan diri dan mendekati UEFA, selain itu, menduduki kursi kepresidenan Asosiasi Klub Eropa (ECA).