Yang menjadi perhatian utama mereka adalah mendapatkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina melalui pelabuhan yang diblokir oleh Rusia di Laut Hitam dan ranjau laut.
Ukraina adalah eksportir terkemuka dan lembaga bantuan telah memperingatkan bahwa banyak negara berkembang menghadapi kekurangan pangan yang parah jika pasokan gagal mencapai mereka.
Baca Juga: Medina Zein Dijemput Paksa Polisi Buntut Laporan Marissya Icha, Kejari: Medina Sehat dan Cakap
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Moskow untuk membiarkan gandum Ukraina keluar ke dunia, kata seorang pejabat Barat.
“Dia berbicara langsung dengan Rusia, mengatakan: 'Kepada rekan-rekan Rusia kami: Ukraina bukan negara Anda. Biji-bijiannya bukan biji-bijian Anda. Mengapa Anda memblokir port? Anda harus membiarkan biji-bijian keluar,'” kata pejabat itu.
Sebelumnya, Lavrov telah mencaci-maki Barat, dengan mengatakan bahwa alih-alih berfokus pada bagaimana mengatasi masalah ekonomi global pada pertemuan itu, para menteri telah memulai "kritik hiruk pikuk" terhadap Rusia atas konflik Ukraina.
Baca Juga: Mengenal Kolotik Alat Musik Asal Ciamis
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dalam pidato virtual pertemuan tersebut, mengatakan masyarakat internasional seharusnya tidak membiarkan Rusia memeras dunia.
Tuan rumah pertemuan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, mengatakan dampak perang akan paling parah menghantam negara-negara miskin dan membawa kembali gandum dan pupuk Ukraina dan Rusia ke dalam rantai pasokan sangat penting.
“Adalah tanggung jawab kita untuk … menyelesaikan perbedaan kita di meja perundingan, bukan di medan perang,” kata Retno.