World Scout Jamboree ke-25: Sebanyak 45 Ribu Anggota Pramuka Pulang Dengan Membawa Kenangan Cuaca Panas Korea

13 Agustus 2023, 23:30 WIB
Sebanyak 45 Ribu Anggota Pramuka dari seluruh dunia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia bersiap-siap untuk kembali ke negara asalnya dari Bandara Internasional Incheon, 12 Agustus. /

SUDUT CIAMIS - Saat ini, setelah berakhirnya World Scout Jamboree ke-25, sebagian besar dari 45.000 anggota Pramuka dan sukarelawan dewasa dari Tim Layanan Internasional (IST) yang menghadiri acara di Korea telah kembali atau akan segera kembali.

Meskipun acara ini secara keseluruhan mengalami beberapa insiden yang merugikan dan berpotensi merusak reputasi global Korea, hal ini tidak berarti bahwa para anggota Pramuka dari lebih dari 150 negara yang berpartisipasi tidak akan membawa pulang kenangan yang indah.

 

Mereka tetap bertahan melalui segala tantangan, membentuk ikatan persahabatan yang kuat, dan mengambil banyak pelajaran berharga - semuanya sambil terus bersenang-senang dalam hal "membuat meme".

Seorang pengguna Reddit dengan nama Mr_Skosula yang menjadi bagian dari Tim Layanan Internasional (IST) Swedia, menyatakan, "Sangatlah memuaskan melihat orang-orang dari berbagai penjuru dunia berkumpul bersama, berbagi keluhan mereka, dan merasa saling mengerti karena semua orang mengalami situasi yang serupa, seperti cuaca panas atau hujan, masalah makanan, atau peristiwa acara."

Dilansir dari The Korea Times minggu lalu seorang sumber mengatakan tentang kondisi di lokasi World Scout Jamboree, yang terletak di lahan reklamasi di Provinsi Jeolla Utara, menyatakan bahwa kunjungan mereka tidak selalu berjalan mulus, tetapi tetap berlangsung dengan semangat yang positif.

 

Baca Juga: Generasi Zilenial Harmonis: Menakar Potensi dan Peran IKN untuk Masa Depan Indonesia 2045

Seorang peserta dari negara Nordik menyimpulkan, "Pengalaman dari Jambore ini mengajarkan bahwa semanapun dan bagaimanapun situasinya, semangat Pramuka tetap bersinar. Meskipun ada hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan baik, kita akan membawa pulang cerita-cerita baik dan mungkin juga lucu dari acara ini.

Pada akhirnya, saya sangat menikmati pengalaman ini dan berharap bisa kembali suatu hari nanti untuk menjelajahi lebih banyak bagian dari negara ini yang kaya akan sejarah dan keindahan alamnya."

Meskipun beberapa peserta merasa sedih meninggalkan lokasi World Scout Jamboree, terutama ketika Topan Khanun menerjang dan menyebabkan banjir di perkemahan, mereka tetap yakin bahwa keputusan mereka untuk pergi pada saat itu adalah yang tepat.

Salah satu anggota Pramuka dari Inggris menyatakan, "Kami semua memiliki pengalaman menyenangkan secara keseluruhan. Ketika kami diminta untuk meninggalkan perkemahan dan kembali ke Seoul, kami merasa sedih karena ingin tetap tinggal dan melanjutkan tantangan serta petualangan yang telah kami jalani."

 

Baca Juga: Gelombang Panas Kontroversial Tumbangkan 88 Orang Pada Upacara Pembukaan World Scout Jamboree 2023 di Korea

Seorang peserta Pramuka dari Jerman berpendapat, "Saya tidak akan mengingat Jambore ini sebagai bencana total karena masih ada banyak momen positif. Yang paling berkesan adalah pertemuan dengan orang-orang dari berbagai negara. Kami berbicara dan berbagi pengalaman dengan banyak individu yang menarik."

Beberapa peserta juga menggambarkan rasa sedih saat harus meninggalkan Jambore sebagai sebuah fenomena yang mirip dengan Sindrom Stockholm, mengingat investasi emosional dan dukungan yang mereka terima dari keluarga dan masyarakat.

Pramuka Nordik mengungkapkan pandangannya, "Keseluruhan pengalaman Jambore terasa seperti Sindrom Stockholm, di mana banyak dari kami merasa sedih harus pergi. Ini bukan hanya karena momen-momen indah yang telah kita alami di Jambore, meskipun tentu ada juga. Namun, ini lebih kepada kenyataan bahwa kami telah mengeluarkan begitu banyak usaha, waktu, dan dukungan finansial, seringkali dari keluarga dan upaya penggalangan dana yang signifikan.”

 

Baca Juga: Inovasi Multifungsi: Jalan Tol Akses Ibu Kota Negara Nusantara sebagai Landasan Pacu Pesawat Darurat

“Meskipun saya bersyukur dapat kembali lagi suatu hari nanti, saya menyadari bahwa banyak Pramuka mungkin tidak memiliki kesempatan ini, terutama mereka yang berasal dari latar belakang sulit. Selain itu, tidak bisa diabaikan bahwa ada beberapa masalah yang terjadi selama World Scout Jamboree, lebih banyak daripada yang seharusnya terjadi." Lanjutnya.

Secara keseluruhan, pandangan peserta Jambore ini beragam, tetapi mereka semua sepakat bahwa meskipun adanya tantangan dan hambatan, pengalaman ini memiliki banyak aspek positif yang tak terlupakan.***

 

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: koreatimes.co.kr

Tags

Terkini

Terpopuler