SUDUT CIAMIS - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping di Sinchuan, China, bulan Juli ini menandai momen penting bagi Indonesia karena pihak China berkomitmen untuk menginvestasikan dana sebesar Rp173 triliun ke Indonesia.
Namun, para ahli ekonomi mengingatkan agar Indonesia tetap berhati-hati dan memastikan investasi tersebut tidak menjadi jebakan.
Salah satu yang menyikapi hal ini adalah mantan Menteri Keuangan RI, Fuad Bawazier, yang berharap bahwa dana investasi tersebut tidak datang dengan syarat yang memberatkan Indonesia.
"Tergantung pada ketentuan dan syarat-syaratnya. Harus fair dan tidak memberatkan ataupun jebakan pada Indonesia," tegas Fuad Bawazier.
Baca Juga: Anies Baswedan: Pendidikan Bukan Sekadar Biaya, Tapi Investasi Bagi Masa Depan Indonesia
Dana investasi sebesar Rp173 triliun tersebut memang sangat dibutuhkan oleh Indonesia, terutama untuk membayarkan utang yang saat ini mencapai 398,3 miliar dolar AS.
Kondisi sulitnya melobi negara-negara Uni Eropa menjadi salah satu alasan Jokowi mendekati China.
Krisis fiskal yang sedang dialami oleh negara-negara Eropa membuat investasi dari sana sulit diharapkan.
Selain itu, konflik antara Indonesia dan WTO tentang biji nikel juga menjadi penghambat masuknya investasi dari Uni Eropa ke Indonesia.