Aliran Kontemporer Filsafat Pendidikan Islam: Rekonstruksionisme

- 27 Juni 2022, 18:07 WIB
Pengertian filsafat menurut para ahli/
Pengertian filsafat menurut para ahli/ /pixabay/morhamedufmg/

SUDUT CIAMIS - Kali ini kita akan kembali membahas salah satu aliran filsafat pendidikan Islam yaitu aliran rekonstrusionisme.

Sebelumnya, Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta, 2001)

Berkaitan dengan persoalan tersebut, terdapat salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang mendukung adanya perubahan dalam pelaksananaan pendidikan.  

Baca juga: Aliran Kontemporer Filsafat Pendidikan Islam: Progresivisme

Kemunculan filsafat rekontruksionisme ini berangkat dari kondisi masyarakat Amerika pada khususnya dan masyarakat industri pada umumnya, yang semakin meninggalkan sebuah tatanan dunia yang diidamidamkan.

Perkembangan ilmu, teknologi, dan industrialisasi pada satu sisi memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan, akan tetapi disisi lain ia telah menimbulkan pengaruh pengaruh yang negatif.

Masyarakat yang tenang, tentram, dan damai, pelan-pelan telah tergiring pada keterasingan. Ada yang menganggap, kondisi ini karena adanya sifat loises faire, kompetisi yang terlalu berlebihan sehingga bermuara pada pemenuhan kepentingan individual dari pada kepentingan sosial, pada masyarakat Amerika.

Pada dasarnya rekonstruksionisme sepaham dengan perealisme dalam hendak mengatasi krisis kehidupan modern.

Hanya saja jalan yang ditempuh berbeda, jika perealisme memilih untuk kembali kepada kebudayaan lama yang telah teruji dan terbukti mampu membawa manusia mengatasi krisis sedangkan rekonstrukinisme berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin mencapai tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan itu.

Baca juga: Infused Water Nanas dan Cara Membuatnya: Berikut Langkah-langkah, Tips Memilih Nanas dan Kandungan Nutrisi

Rekonstruksinisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalamsuatu tatanan baru seluruh lingkungannya.

Oleh karena itu, pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.

Rekonstruksionisme menaruh perhatian terhadap pendidikan dalam kaitannya dengan masyarakat.

Dalam filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern.

Baca juga: Peringati Hari Bhakti Adhyaksa ke-62: Kejaksaan RI Kabupaten Ciamis Gelar Lomba Vlog untuk Gen Z

Menurut Muhammad Noor Syam, kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.

Meskipun demikan, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran filsafat perenialisme.

Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan.

Aliran perenialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan kembali keadlam kebudayaan lama (regressive road culture) yang mereka anggap paling ideal.

Sementara itu aliran rekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina suatu consensus yang paling luas mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.

Baca juga: Apakah Teknologi Anda Memata-matai Anda? Simak Beberapa Tips Agar Data Pribadi Aman

Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia. (Mubin, 2018)

Karenanya, pembinaan kembali daya intelektual spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat dan membina kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu.

Cita-cita yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat rekontruksionisme mengasumsikan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial yang mempunyai orientasi ke masa lalu dan sekarang dengan tujuan pendidikan terhadap pembentukkan masyarakat yang lebih baik dengan kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan sosial di atas kepentingan individu yang tujuannya adalah tanggung jawab tentang masa depan masyarakat.

Baca juga:Hanya Mendapat Goody Bag Setelah 27 Tahun Bekerja Sebagai Karyawan Burger King, Netizen Donasi Sampai $100.000

Pengaruh filsafat rekonstruksionisme terhadap pendidikan yaitu adanya perubahan rancangan kurikulum, metode, media, azas belajar, budaya dan sumber belajar ke arah yang lebih progresif yang dianggap mampu menjawab tantangan jaman.

Islam memandang bahwa pendidikan dianggap berhasil jika sanggup menyatukan antara idealitas dengan rasionalitas pelaku pendidikan.

Lebih dalam Islam membuat konsep bahwa pendidikan harus memadukan antara daya nalar, pikir, akal dan rasio dengan hati yang menjadi patokan dan ukuran tingkah laku manusia.

Output pendidikan dikatakan baik jika menghasilkan para cendekiawan yang mahir dalam berbagai disiplin ilmu, juga hatinya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Referensi:

Mubin, A. (2018). PENGARUH FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME. Rausyan FIkr, 69.

Pidarta, M. (2001). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Editor: Annisa Siti Nurhaliza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x