World Scout Jamboree ke-25: Sebanyak 45 Ribu Anggota Pramuka Pulang Dengan Membawa Kenangan Cuaca Panas Korea

- 13 Agustus 2023, 23:30 WIB
Sebanyak 45 Ribu Anggota Pramuka dari seluruh dunia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia bersiap-siap untuk kembali ke negara asalnya dari Bandara Internasional Incheon, 12 Agustus.
Sebanyak 45 Ribu Anggota Pramuka dari seluruh dunia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia bersiap-siap untuk kembali ke negara asalnya dari Bandara Internasional Incheon, 12 Agustus. /

Seorang peserta dari negara Nordik menyimpulkan, "Pengalaman dari Jambore ini mengajarkan bahwa semanapun dan bagaimanapun situasinya, semangat Pramuka tetap bersinar. Meskipun ada hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan baik, kita akan membawa pulang cerita-cerita baik dan mungkin juga lucu dari acara ini.

Pada akhirnya, saya sangat menikmati pengalaman ini dan berharap bisa kembali suatu hari nanti untuk menjelajahi lebih banyak bagian dari negara ini yang kaya akan sejarah dan keindahan alamnya."

Meskipun beberapa peserta merasa sedih meninggalkan lokasi World Scout Jamboree, terutama ketika Topan Khanun menerjang dan menyebabkan banjir di perkemahan, mereka tetap yakin bahwa keputusan mereka untuk pergi pada saat itu adalah yang tepat.

Salah satu anggota Pramuka dari Inggris menyatakan, "Kami semua memiliki pengalaman menyenangkan secara keseluruhan. Ketika kami diminta untuk meninggalkan perkemahan dan kembali ke Seoul, kami merasa sedih karena ingin tetap tinggal dan melanjutkan tantangan serta petualangan yang telah kami jalani."

 

Baca Juga: Gelombang Panas Kontroversial Tumbangkan 88 Orang Pada Upacara Pembukaan World Scout Jamboree 2023 di Korea

Seorang peserta Pramuka dari Jerman berpendapat, "Saya tidak akan mengingat Jambore ini sebagai bencana total karena masih ada banyak momen positif. Yang paling berkesan adalah pertemuan dengan orang-orang dari berbagai negara. Kami berbicara dan berbagi pengalaman dengan banyak individu yang menarik."

Beberapa peserta juga menggambarkan rasa sedih saat harus meninggalkan Jambore sebagai sebuah fenomena yang mirip dengan Sindrom Stockholm, mengingat investasi emosional dan dukungan yang mereka terima dari keluarga dan masyarakat.

Pramuka Nordik mengungkapkan pandangannya, "Keseluruhan pengalaman Jambore terasa seperti Sindrom Stockholm, di mana banyak dari kami merasa sedih harus pergi. Ini bukan hanya karena momen-momen indah yang telah kita alami di Jambore, meskipun tentu ada juga. Namun, ini lebih kepada kenyataan bahwa kami telah mengeluarkan begitu banyak usaha, waktu, dan dukungan finansial, seringkali dari keluarga dan upaya penggalangan dana yang signifikan.”

 

Halaman:

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: koreatimes.co.kr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah