Malaysia dan Filipina Memanas. Apa yang Menjadi Latar Belakang Perselisihan Keduanya? Simak Penjelasannya!

- 28 Juli 2022, 21:24 WIB
Sabah adalah rumah bagi beberapa situs scuba diving terbaik di dunia.  Menlu Filipina (kanan) klaim sabah Bukan bagian dari Malaysia
Sabah adalah rumah bagi beberapa situs scuba diving terbaik di dunia. Menlu Filipina (kanan) klaim sabah Bukan bagian dari Malaysia /Foto: Shutterstock/

SUDUT CIAMIS – Malaysia dan negara tetangganya Filipina kembali memunculkan ketegangan. Hal itu terjadi pasca pengakuan kepemilikan pulau Sabah.

Pada abad ke-17 dan ke-18, bagian timur Sabah diperintah oleh kesultanan Sulu – negara Muslim yang menguasai beberapa pulau yang tersebar di sebagian Mindanao, Palawan, dan Kalimantan.

Kesultanan pada tahun 1878 menandatangani perjanjian penyerahan wilayah kepada North Borneo Chartered Company (NBCC), sebuah perusahaan kolonial Inggris yang ditugaskan untuk mengeksploitasi sumber daya di Kalimantan Utara.

Filipina telah lama mengklaim bahwa perjanjian ini merupakan sewa, bukan penyerahan penuh, wilayah kepada NBCC.

Malaysia menganggap klaim tetangganya sebagai “non-isu” karena Sabah pada tahun 1963 bersama dengan negara tetangga Sarawak, dan Singapura  menjadi salah satu negara pendiri Federasi Malaysia, yang menurut Putrajaya adalah tindakan penentuan nasib sendiri oleh Sabah penduduk.

Baca Juga: Room Tour: Melihat Mansion Lokasi Syuting BTS In The Soop 2, Bagian Dua

Pada 2013, senator Filipina Miriam Defensor Santiago mengatakan dalam pidatonya di Kongres ke-18 Filipina: “Yang dipertaruhkan dalam sengketa Sabah antara Filipina dan Malaysia adalah dua hadiah utama: sumber daya alam dan keamanan nasional.”

Bersama sama, Sabah dan Sarawak, juga terletak di pulau Kalimantan, menghasilkan sekitar 60 persen minyak Malaysia, meskipun menurut laporan media lokal, mereka hanya melihat 5 persen dari pendapatan berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1975 dengan raksasa minyak dan gas Petronas.
Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad berjanji untuk meningkatkan jumlah ini dalam manifesto pemilihannya tahun lalu.

Wan Zulkiflee Wan Ariffin, kepala eksekutif Petronas, pada bulan Maret mengatakan perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan bensin Sarawak untuk menyusun pengaturan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Halaman:

Editor: Aan Diana

Sumber: scmp


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x