Network
SUDUT CIAMIS - Menurut M. Dalyono belajar adalah proses mengubah tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. (Dalyono, 2007)
Proses perubahan perilaku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu meliputi sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Namun, seringkali proses belajar yang tidak maksimal berdampak juga kepada hasil belajar yang tidak maksimal.
Baca juga: Samuel Mulia Hembuskan Nafas Terakhir, Dikenal Publik Sebagai Jurnalis Mode
Hal ini bisa terus terjadi jika sebagai orang tua maupun guru tidak mau menambah wawasan untuk mengenal ragam metode maupun konsep belajar yang lain.
Artikel ini akan membahas Konsep Belajar Cerdas yang dikenalkan oleh tokoh cendekiawan muslim yakni Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak.
Konsep belajar cerdas dalam buku Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak ini menjelaskan bahwa belajar yang efektif hanya terjadi dalam suasana yang menyenangkan dan dengan kegiatan yang mengaktifkan semua kecerdasan (accelerated learning). (Rakhmat, 2010)
Jalaluddin Rakhmat dalam konsep belajar nya ini ingin menyampaikan bahwa hasil belajar peserta didik ini amat dipengaruhi oleh aktivitas belajar yang berbasiskan kepada mekanisme kerja otak karena otak merupakan organ utama yang memproses seluruh informasi yang didapatkan peserta didik dari proses pembelajaran yang telah atau sedang dilakukan.
Karakteristik otak yang jika guru mampu memahaminya maka begitu banyak cara yang bisa guru lakukan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas yang mampu mengaktifkan semua kecerdasan sehingga dapat pula menciptakan hasil belajar peserta didik yang maksimal.
Jika kita mampu menentukan metode yang tepat berbasiskan cara kerja otak maka tujuan pembelajaran dari materi tertentu ini akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Di dalam buku ini dijelaskan tentang cara mengembangkan otak manusia melalui makanan, gerakan dan memperkaya lingkungan.
Dimulai dari makanan yang mampu membantu mengoptimasikan kemampuan kerja otak sehingga pula berdampak kepada hasil belajar siswa karena pengaruh makanan terhadap perkembangan otak yang cukup kuat.
Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.
Ada pula hal lainnya ialah bagaimana gerakan mampu mengoptimasikan fungsi otak saat proses pembelajaran. Gerakan adalah bagian tak terpisahkan dari belajar dan berpikir.
Setiap gerakan menjadi hubungan yang vital dengan pembelajaran dan olah pikiran. Sehingga dikatakan dalam buku ini, metode permainan mampu mengaktifkan kecerdasan siswa karena pembelajarannya melibatkan aktivitas fisik.
Terakhir ialah bagaimana pengayaan lingkungan mampu memiliki pengaruh kepada hasil belajar siswa.
Sebagaimana yang diuraikan di dalam buku ini ialah sel-sel otak akan mampu berkembang dengan baik dalam usia berapapun ketika pertama melakukan latihan mental yang menantang otak dan kedua tersedianya lingkungan belajar yang merangsang otak.
Seluruh saran-saran praktis dari Kang Jalal ini secara teoritik dapat meningkatkan hasil belajar berdasarkan begitu banyaknya hasil penelitian yang dipaparkan di dalam buku ini yang menerangkan bahwa pada intinya neuroscience atau proses pembelajaran yang menggunakan perspektif otak sebagai pusat memproses informasi akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan efektif.
Jadi, mulai sekarang yuk kita coba belajar yang memaksimalkan mekanisme kerja otak anak!***
