Network
SUDUT CIAMIS - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung mengadakan kegiatan pemantauan dan penilaian pelaksanaan advokasi program ketahanan keluarga dalam upaya melawan narkoba. Kegiatan ini dilakukan di dua kelurahan, yang dikenal sebagai "Bersih Narkoba."
Kepala BNN Kota Bandung, Kombes Pol. Mada Roostanto, menyoroti fakta bahwa tidak ada daerah yang terbebas dari ancaman narkoba, termasuk desa, kelurahan, kabupaten, dan kota. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba dianggap sebagai ancaman serius bagi negara kita.
Menurut Mada, narkoba masuk dalam kategori kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa, baik dari segi kesehatan, hukum, sosial, maupun ekonomi. Mada mengungkapkan keprihatinannya bahwa jika masalah ini diabaikan, kita bisa menghadapi generasi yang hilang.
Mada menekankan peran penting keluarga dalam upaya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan sebagai garda terdepan dalam memerangi penyalahgunaan narkoba. Tujuannya adalah mewujudkan Kota Bandung dan Indonesia yang bebas dari narkoba.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari Ini 30 September 2023: Untuk Kalian Ini Hari yang Memang Kurang Memuaskan
Mada berharap bahwa peserta kegiatan ini akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang cukup untuk mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini difokuskan pada pelaksanaan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di setiap kelurahan. Para penggiat IBM dianggap sebagai garda terdepan yang dapat memberikan penanganan awal terhadap masalah penyalahgunaan narkoba.
Para penggiat IBM dan elemen masyarakat lainnya memiliki peran penting dalam menjalankan program P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika).
Acara ini dihadiri oleh 30 peserta dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan Sukaluyu dan Kelurahan Binong di Bandung. Dari 30 peserta tersebut, 28 di antaranya adalah unsur IBM, sementara dua lainnya adalah lurah Sukaluyu dan lurah Binong.
Selain itu, narasumber yang hadir dalam kegiatan ini meliputi spesialis kejiwaan, dr. Stephen Iskandar, seorang psikolog bernama Desyani Feby Sinthia, dan juga Susanna Laurensia dari Subkoordinat Bidang Rehabilitasi BNN Kota Bandung.
