SUDUT CIAMIS - Kunjungan Pelosi ke Taiwan, perjalanan Lee ke Ukraina menimbulkan reaksi berbeda di negara asalnya masing-masing. Berikut penjelasannya.
Kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Taiwan pada hari Rabu, terlepas dari reaksi marah China yang terwujud dalam unjuk kekuatan militer yang mengancam.
Dua kunjungan tingkat tinggi ke daerah-daerah dengan tingkat risiko keamanan yang tinggi meskipun jenisnya sangat berbeda menimbulkan reaksi yang kontras dalam konteks politik dalam negeri masing-masing tokoh tersebut.
Pelosi dipandang sebagai politisi yang gigih dan berprinsip yang mempertaruhkan keselamatannya sendiri untuk misi seumur hidupnya untuk melindungi demokrasi dan hak asasi manusia.
Sedangkan kunjungan Lee ke Ukraina membuat beberapa anggota partainya dan masyarakat secara lebih luas bersikap sinis terhadap motifnya.
Baca Juga: Ada Suspek Cacar Monyet di Semarang Jawa Tengah, Apakah Benar Positif Terjangkit? Mari Cek Bersama
Pelosi, 82, dan Lee, 37, adalah dua politisi yang sangat berbeda dengan sedikit kesamaan. Seperti yang tersirat dari perbedaan usia mereka, Pelosi adalah politisi kawakan dengan karir politik tiga dekade di DPR sebagai pembicara wanita pertama.
Pengalaman Lee dalam politik jauh lebih singkat dibandingkan dengan mantan Demokrat California. Dia menarik perhatian nasional secara singkat tahun lalu setelah naik ke tampuk kekuasaan di Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
PPP merupakan yang berkuasa menyusul kemenangannya yang menakjubkan dalam pemilihan pendahuluan partai untuk memilih pemimpinnya.