SUDUT CIAMIS - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada hari Minggu (10 Juli) bahwa pembatasan Rusia pada ekspor biji-bijian Ukraina mungkin telah berkontribusi pada gejolak Sri Lanka dan menyuarakan ketakutan itu dapat memicu krisis lainnya.

"Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken kepada wartawan di Bangkok.

Memperbarui permintaan yang telah dia buat berulang kali, Blinken meminta Rusia untuk membiarkan sekitar 20 juta ton biji-bijian keluar dari Ukraina, yang diserbu Moskow pada Februari.

Baca Juga: Penembakan Massal di Sebuah Bar, Soweto, Afrika Selatan Sebabkan 14 Orang Tewas

"Apa yang kita lihat di seluruh dunia adalah meningkatnya kerawanan pangan yang telah diperburuk secara signifikan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina," katanya.

Dia mengatakan ada juga dampak di Thailand di mana harga pupuk "melayang tinggi" karena blokade.

"Itu signifikan, terutama di negara pertanian yang dinamis seperti Thailand, karena tanpa pupuk, kami tahu itu berarti hasil tahun depan akan turun, harga berpotensi naik," kata Blinken.

Baca Juga: Inflasi Tahunan Meksiko pada Bulan Juni Mencapai Level Tertinggi Selama 21 Tahun Terakhir!

Sri Lanka telah dilanda gejolak selama berminggu-minggu yang dipicu oleh kekurangan makanan dan bahan bakar yang parah.

Presiden Gotabaya Rajapaksa setuju untuk mundur setelah pengunjuk rasa menyerbu rumah dinasnya pada hari Sabtu kemarin.