SUDUT CIAMIS - Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan mundur sebagai perdana menteri Inggris, setelah terjadi pemberontakan besar-besaran dari kabinetnya.
Gelombang pengunduran diri pemerintah dan hilangnya dukungan partai serta didorong oleh penanganannya atas skandal terbaru yang telah melanda dirinya.
Johnson mengatakan dia akan tetap di jabatannya sampai Partai Konservatif memilih pemimpin baru, yang bisa memakan waktu beberapa bulan.
Baca Juga: Natalie Holscher Gugat Cerai Sule, Ini Profil Lengkap Natalie yang Mandiri Sejak Muda!
Dia mengatakan dia mengharapkan jadwal keberangkatannya dan pemilihan penggantinya akan diputuskan pada hari Senin oleh komite anggota parlemen senior Konservatif.
“Sekarang jelas keinginan Partai Konservatif parlemen bahwa harus ada pemimpin baru,” kata Johnson dalam sambutannya di luar Drowning Street.
“Proses pemilihan pemimpin baru itu harus dimulai sekarang.” ucapnya.
Pengunduran diri Johnson secara tiba-tiba mengakhiri masa jabatan yang penuh gejolak yang ditandai dengan kemenangan telak tiga tahun lalu dan upaya yang berhasil untuk menarik Inggris keluar dari Uni Eropa, tetapi itu runtuh di bawah beban serangkaian skandal yang tak henti-hentinya.