SUDUT CIAMIS - Satu-satunya kapal pemecah es Korea memulai misi Arktik ke-13 pada hari Senin, 4 Juli 2022 untuk melakukan penelitian tentang petunjuk tentang perubahan iklim di Kutub Utara, kata sebuah lembaga penelitian kutub setempat.
Araon meninggalkan pelabuhan barat Incheon untuk misi 92 hari untuk mempelajari penyebab kondisi cuaca yang tidak normal di sana dan dampak pemanasan global pada ekosistemnya, kata Institut Penelitian Kutub Korea.
Ini adalah misi Arktik pertama Araon dalam tiga tahun, yang sempat tertunda akibat pandemi virus corona.
Para ilmuwan akan melakukan penelitian di perairan terbuka di sekitar Samudra Arktik, termasuk Laut Bering, Laut Siberia Timur, dan Laut Beaufort, untuk meneliti efek pemanasan global terhadap ekosistem laut dan lingkungan bawah laut.
Survei maritim juga akan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang sumber daya hayati laut di Laut Arktik dengan peralatan pengamatan yang canggih.
Lembaga tersebut mengatakan data yang dikumpulkan dari perangkat pengamatan tersebut akan dikirim secara real-time ke kantor pusatnya di Incheon untuk dianalisis.
Araon dijadwalkan kembali ke Incheon pada 4 Oktober setelah berlayar sekitar 15.000 kilometer selama tiga bulan, tambahnya.
Ditugaskan pada tahun 2009, kapal penelitian Araon seberat 7.487 ton dapat menampung sejumlah awak dan peneliti, dan dapat menembus es setebal 1 meter.
Kapal tersebut telah berperan sebagai pemain kunci dalam penelitian kelautan Korea, bergabung dengan sejumlah proyek penelitian internasional yang bolak-balik di antara kutub Bumi.***