Kata Ciamis berasal dari ”ci” dan ”amis”. Kata “ci” singkatan dari cai yang berarti air. Kata “amis” punya dua arti. Pertama amis (bhs. Sunda) berarti manis (berkait dengan rasa). Kedua amis (bhs. Jawa) berarti anyir (berkait dengan aroma penciuman).
Sumber tradisional yang memuat data Kerajaan Galuh menunjukkan bahwa ”amis” dalam nama Ciamis adalah ”amis” dalam bahasa Jawa yang berarti ”anyir” itu.
Sebutan ”anyir” itu berkaitan dengan tragedi berdarah. Setidaknya ada tiga momentum peristiwa berdarah yang berkait dengan sejarah (Sunda) Galuh. Pertama adalah peristiwa Perang Bubat (1357).
Baca Juga: Israel Kecewa, Australia Cabut Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel!
Dengan demikian, kata ”amis” dalam Ciamis lebih tertuju pada arti bau amis darah manusia, korban dalam tragedi.
Adapun kata “galuh” secara bahasa mengandung tiga makna. Pertama, kata galuh (bhs. Sanskerta; galu) berarti “permata yang paling baik”. Kedua, kata galuh (bhs. Sanskerta) berasal dari kata aga berarti “gunung” dan lwah berarti “bengawan, sungai, laut” (Danadibrata, 2009: 203).
Selanjutnya, nama galuh pun mengacu pada nama kerajaan dan nama kabupaten. Nama ”galuh” muncul sejak berdirinya Kerajaan Galuh. Kerajaan ini didirikan oleh seorang tokoh Sunda bernama Wretikandayun pada awal abad ke-7 M.***