Network
SUDUT CIAMIS - Untuk waktu yang singkat pada dini hari Selasa 9 Agustus 2022, Google mengalami down. Meski tidak berlangsung lama, namun ini menjadi perbincangan banyak orang.
Hal ini mengisyaratkan bahwa semua orang sudah sangat tergantung terhadap Google dalam kesehariannya.
Sementara di Eropa orang mungkin hampir tidak menyadari ketidakhadirannya untuk sementara, pemadaman terjadi di tengah sore di AS, di mana ribuan pengguna tiba-tiba ditinggalkan dalam kegelapan.
Orang-orang di lebih dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Kenya, Australia, Israel, Jepang, Afrika Selatan, Cina, dan sebagian Amerika Latin, juga terpengaruh oleh pemadaman Google, menurut perusahaan intelijen jaringan ThousandEyes Inc.
Pemadaman bukanlah sesuatu yang sering terjadi pada Google, mesin pencari dominan di dunia yang telah menjadi sinonim untuk mencari informasi di Internet.
Dan itu bukan kebetulan. Dengan menghindari gangguan dan pemadaman terus-menerus, Google menenggelamkan Internet Explorer dan membentuk kuasi-monopoli di sektor mesin telusur.
Perusahaan telah cukup transparan tentang fokusnya pada administrasi sistem dan keandalan situs, di mana mereka bahkan menerbitkan sebuah buku berjudul 'Rekayasa Keandalan Situs'.
Tetapi miliaran orang yang menggunakan Google setiap hari tidak banyak berpikir tentang mengapa dan bagaimana mesin pencari bekerja; mereka hanya menganggap ketersediaan konstan dan kehadiran di mana-mana begitu saja.
