GP Ansor Haramkan Kadernya Gabung PKS, Apa Alasannya?

30 Juni 2022, 23:30 WIB
Pelantikan salah satu GP Ansor di Muntilan /

SUDUT CIAMIS - Kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor haram masuk menjadi pengurus atau menjadi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hal itu disampaikan saat akan dilaksanakan pelantikan pengurus GP Ansor di daerah Muntilan.

“Yang penting memberikan maslahat organisasi Ansor. Yang patut jenengan (Anda) pegang jangan sampai kader Ansor jadi kader PKS. Itu haram,” kata pengurus Ansor saat pelantikan di daerah Muntilan dalam video yang beredar.

Pengurus Ansor itu mengatakan, kadernya diharamkan bergabung PKS karena memiliki ideologi yang berbeda dari apa yang dipedomani diatauran dasar organisasinya.

Baca juga: Disbudpora Gelar Konser Kolotiko, Bupati Ciamis: Saya Tantang DPRD Kawal Anggaran Untuk Besarkan Budaya Kita

 

“Kenapa? Karena secara aturan dalam  peraturan dasar kita, secara ideologi sudah berbeda jauh. Mau berpolitik warna hijau, merah, kuning, tapi jangan oranye campur putih, haram bagi kader Ansor,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, “apalagi menjelang momen-momen politik 2024 nanti masih dalam kepengurusan Anda masih berjalan. Tapi jangan lupakan hal-hal yang lain, bahwa peluang-peluang yang lain masih itu masih banyak sekali.”

Video viral yang yang di unggah akun Twitter @Maspiyuaja itu berdurasi 1 menit 2 detik pada 30 Juni 2022 pukul 15.59 WIB.

Dalam unggahan itu pun banyak pro dan kontra dalam kolom komentar dara para netizen. Ada yang isinya memberi saran kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk melakukan evaluasi supaya tidak ada stigma negatif dari masyrakat.

Namun banyak juga yang berkomentar nyinyir baik terhdapap GP Ansor maupun dilontarkan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Selain itu, ada juga yang mempertanyakan lebih mendalam lagi tentang apa itu ideologi.

Sampai tulisan ini dimuat belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait tentang video ini.

Namun semua berharap, setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara yang baik demi kemaslahatan bersama. Sekian.***

 

Editor: Aan Diana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler