مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).
Siapa yang Dianjurkan Berpuasa Arafah?
Puasa Arafah dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan haji. Bagi jamaah haji, mereka diwajibkan untuk wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan puasa di hari tersebut makruh hukumnya.
Tata Cara Puasa Arafah
Tata cara pelaksanaan Puasa Arafah sama dengan puasa pada umumnya, yaitu:
- Membaca niat puasa Arafah sebelum terbit fajar.
- Menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Berbuka puasa setelah terbenam matahari.
Niat Puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat puasa Arafah karena Allah Ta'ala."
Bulan Dzulhijjah merupakan momen istimewa untuk meraih pahala berlipat ganda. Jadikan Puasa Arafah sebagai salah satu amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan pahala yang setimpal.***