Network
SUDUT CIAMIS - Ukraina dan Rusia bertukar tuduhan baru penembakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia pada hari Sabtu, karena operatornya memperingatkan risiko kebocoran radioaktif.
Pabrik Zaporizhzhia di Ukraina selatan telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak awal Maret. Kyiv dan Moskow telah berulang kali saling menuduh serangan roket di sekitar pabrik terbesar di Eropa yang terletak di kota Energodar.
Pada hari Sabtu operator Ukraina Energoatom mengatakan pasukan Rusia telah "berulang kali menembaki" selama sehari terakhir.
"Akibat penembakan berkala, infrastruktur stasiun rusak, ada risiko kebocoran hidrogen dan percikan zat radioaktif, dan bahaya kebakaran tinggi," kata Energoatom di Telegram.
Badan tersebut mengatakan bahwa pada Sabtu tengah hari (0900 GMT) pabrik "beroperasi dengan risiko melanggar standar radiasi dan keselamatan kebakaran".
Baca Juga: Bentrokan di Tripoli, Ibukota Libya Tewaskan 23 Orang: Libya di Ambang Konflik Skala Penuh!
Namun kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina telah "menembaki wilayah stasiun tiga kali" dari kota Marganets di seberang Sungai Dnipro.
Kementerian itu menuduh Kyiv melakukan "terorisme nuklir" dan mengatakan peluru-peluru telah mendarat di dekat daerah-daerah yang menyimpan bahan bakar nuklir segar dan limbah radioaktif. Tingkat radiasi di pabrik "tetap normal" kata pernyataan kementerian.
Pada hari Selasa penduduk di distrik Khortytskyi 45 kilometer (29 mil) timur laut dari pembangkit listrik diberi pil yodium untuk mengurangi risiko radiasi jika terjadi kebocoran.
