China Menempatkan Pesawat Tempur Siluman J-20 Dalam 'Mode Aksi' Untuk Pertama Kalinya Saat Kepung Taiwan

- 4 Agustus 2022, 07:58 WIB
Pesawat J20 China
Pesawat J20 China /Eurasian Times/

Penerbangan perdananya dilakukan lebih dari satu dekade yang lalu, dan tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa perjalanan J-20 dari pengembangan hingga penempatan sangat menantang.

J-20 dibangun dan upgrade diperkenalkan dalam waktu singkat bila dibandingkan dengan saingan baratnya, F-35. AS memilih strategi pengembangan dan pengujian air terjun yang berlarut-larut dan model mencoba persyaratan prediksi jangka panjang untuk F-35, sedangkan China lebih menyukai teknik iteratif.

Setelah penerbangan pertama J-20 pada tahun 2011, China datang dengan sembilan peningkatan visual yang signifikan dalam waktu lima tahun. Bahkan ketika sistem misi sedang dimodifikasi pada Maret 2017, operasional pertama J-20 dikerahkan ke unit garis depan lebih cepat dari jadwal.

Namun, pesawat mengalami cuaca buruk sebelum dikerahkan.

Baca Juga: Militer Indonesia dan Amerika Serikat Adakan Latihan Bersama di Tengah Meningkatnya Aktivitas Maritim China

Menurut pabrikan J-20, Aviation Industry Corporation of China (AVIC), pesawat tempur siluman tercanggih China J-20 nyaris mengalami “kecelakaan parah” dalam uji terbang beberapa tahun lalu selama tahap awal pengembangan pesawat. .

Insiden itu dilaporkan terjadi pada 18 Desember 2012, saat satu pesawat meluncur di landasan pacu dengan kecepatan tinggi. Hanya tiga menit dalam pengujian, pembacaan panel kokpit berwarna hijau, tetapi tiba-tiba sensor data tanah membunyikan peringatan, mendorong kontrol tanah untuk meminta uji darurat dibatalkan.

“Menurut analisis retro, jika pesanannya dua hingga tiga menit kemudian, kecelakaan besar bisa saja terjadi,” kata Avic di akun media sosialnya pada Januari 2022 untuk menandai peringatan 11 tahun penerbangan perdana pesawat tersebut.

J-20 telah menempuh perjalanan jauh sejak insiden yang dilaporkan. Pesawat China, yang aktif secara luas di kawasan Indo-Pasifik, bertemu dengan pesawat tempur siluman generasi kelima Amerika F-35 di atas Laut China Timur. Kejadian tersebut diungkapkan oleh Komandan Pasifik Jenderal Kenneth Wilsbach, yang cukup terkesan dengan J-20 Mighty Dragon.

Pada saat mengakui pertemuan itu, Jenderal Kenneth Wilsbach berkata , “Kami melihat penerbangan yang relatif profesional, dan masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat apa yang ingin mereka lakukan dengan [J-20] – apakah itu akan lebih seperti sebuah F-35 yang mampu melakukan banyak, banyak misi atau lebih seperti F-22 yang terutama merupakan pesawat tempur superioritas udara yang memiliki kemampuan udara-ke-darat.”

Halaman:

Editor: Aan Diana

Sumber: Eurasian Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah