Otoritas Palestina Serahkan Peluru yang Menewaskan Jurnalis Shireen Abu Akleh kepada Amerika untuk Pemeriksaan

- 3 Juli 2022, 14:57 WIB
 Palestina akan serahkan peluru yang menewaskan Shireen Abu Akleh kepada AS.
Palestina akan serahkan peluru yang menewaskan Shireen Abu Akleh kepada AS. /Reuters/Imad Creidi/

SUDUT CIAMIS - Otoritas Palestina mengumumkan pada Sabtu malam bahwa Ramallah telah menyerahkan peluru yang membunuh reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh kepada pejabat Amerika sehingga mereka dapat melakukan analisis balistik yang berpotensi definitif dari peluru tersebut.

“Persetujuan telah diberikan kepada pihak Amerika untuk melakukan pemeriksaan forensik terhadap peluru yang menewaskan jurnalis Shireen Abu Akleh.

Peluru tidak akan diserahkan ke Israel,” kata Jaksa Penuntut Umum PA Akram al-Khatib, dalam pernyataan yang beredar luas di media Palestina.

Baca juga: Sah! DPR RI: Ini 3 Provinsi Baru di Papua

Khatib kemudian mengatakan kepada kantor berita WAFA bahwa peluru itu telah dipindahkan ke "ahli Amerika yang telah tiba untuk tujuan ini."

 

Kantor Urusan Palestina AS menolak berkomentar. "Kami tidak memiliki informasi baru untuk dibagikan tentang masalah ini saat ini," kata seorang juru bicara.

Pejabat militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi senjata tentara yang bisa menembakkan tembakan yang menewaskan jurnalis veteran Al Jazeera, sementara tidak mengesampingkan tembakan Palestina sebagai penyebab, tetapi mengatakan bahwa konfirmasi akan memerlukan analisis balistik untuk mencocokkan senjata dengan peluru.

Baca juga: Sebut Ada Jin! Begini Podcast Denny Sumargo Bersama Ustadz Muhammad Faizar. Simak Penjelasan!

Tetapi selama berminggu-minggu sejak kematian Abu Akleh di Jenin pada bulan Mei, PA bersikeras bahwa mereka hanya akan membagikan hasil penyelidikannya dengan Washington, bukan peluru itu sendiri.

“Kami menolak penyelidikan bersama, karena mereka yang mengarang sejarah suatu bangsa, mencuri tanah dan tanah air, dapat mengarang narasi. Kami tidak mempercayai mereka,” kata Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh pada peringatan 40 hari sejak kematian Abu Akleh.

AS telah mendesak Ramallah untuk membagikan hasil investigasinya dengan Israel untuk menjelaskan potensi definitif atas insiden tersebut.

Dalam sebuah surat publik pada awal Juni, kelompok bipartisan yang terdiri dari 25 anggota parlemen AS mendesak Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk menekan PA agar melepaskan peluru tersebut.

Baca juga: Persib Terhenti Karena Adu Penalti, PSS Sleman Maju ke Semifinal Piala Presiden 2022!

“Kami mendesak Anda untuk meminta Otoritas Palestina untuk memberikan akses ke bukti forensik dalam kematian Abu Akleh untuk penyelidikan independen sehingga semua pihak dapat mencapai kesimpulan definitif tentang peristiwa yang menyebabkan kematiannya, dan meminta pertanggungjawaban semua pihak,” anggota parlemen menulis.

Abu Akleh, 51, ditembak mati saat meliput serangan militer Israel di Jenin pada pertengahan Mei bersama tim jurnalis lainnya.

Selama serangan itu, baku tembak terjadi antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina. Di beberapa titik, Abu Akleh tertembak di kepala.

Video dari tempat kejadian tidak menunjukkan pria bersenjata Palestina di dekat wartawan Palestina.

Baca juga: Dosen FKG Universitas Moestopo Angkat Bicara, Mayang Belum Diterima dan Baru Akan Tes Gelombang Nanti

Beberapa saat sebelumnya, para wartawan Palestina terlihat bercanda dan mengobrol dengan santai sebelum peluru meletus, membunuh Abu Akleh.

Israel mengatakan tidak dapat secara pasti mengatakan siapa yang membunuhnya sampai mereka memeriksa peluru itu. Hingga Sabtu malam, Ramallah menolak berbagi peluru dengan pihak lain, termasuk AS.

Jurnalis veteran Al Jazeera adalah wajah yang akrab bagi jutaan pemirsa di seluruh dunia Arab.

Seorang warga negara Amerika yang memegang kartu identitas Yerusalem Timur yang dikeluarkan Israel, Abu Akleh secara luas dianggap sebagai koresponden perintis, baik untuk wanita maupun untuk orang Palestina.

Kematiannya mengejutkan warga Palestina dan memicu kecaman internasional.

Baca juga: Ganja Untuk Medis Dapat Lampu Hijau, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin: Saya Minta MUI Segera Buat Fatwanya

PA, yang melakukan penyelidikannya sendiri, segera menyalahkan tentara Israel atas pembunuhan itu.

Menurut kepala jaksa PA Khatib, bukti forensik dan kesaksian saksi mata membuktikan bahwa Abu Akleh melarikan diri ketika dia dengan sengaja menjadi sasaran dan dibunuh oleh pasukan Israel.

Otoritas Israel menolak temuan PA sebagai salah dan melanjutkan penyelidikan mereka sendiri atas insiden tersebut.

Baca juga: 7 Beasiswa Bulan Juni 2022, Cek Disini!

“Setiap klaim bahwa IDF dengan sengaja menargetkan jurnalis atau mereka yang tidak terlibat [dalam teror] adalah kebohongan yang kasar dan terang-terangan,” kata Menteri Pertahanan Benny Gantz dalam sebuah pernyataan.

Israel awalnya menyalahkan orang-orang bersenjata Palestina atas penembakan itu, tetapi kemudian mengakui bahwa Abu Akleh bisa juga dibunuh oleh tentara Israel. Tentara belum membuka penyelidikan kriminal atas penembakan itu.***

Editor: Annisa Siti Nurhaliza

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah