Pameran 'Berkabung', Instalasi Seni Dengan Ikan Mas Sekarat yang Dituduh Melakukan Kekerasan Terhadap Hewan

- 15 Juli 2022, 07:20 WIB
Foto instalasi seniman Yu Buck, "Ikan," yang telah dipajang di pameran, "Mourning: In the Wake of Loss," di Museum Seni Jeonnam di Gwangyang, Provinsi Jeolla Selatan sejak 30 Juni. diturunkan, Selasa, setelah dituduh melakukan kekerasan terhadap hewan, karena ikan mas di kantong sekarat
Foto instalasi seniman Yu Buck, "Ikan," yang telah dipajang di pameran, "Mourning: In the Wake of Loss," di Museum Seni Jeonnam di Gwangyang, Provinsi Jeolla Selatan sejak 30 Juni. diturunkan, Selasa, setelah dituduh melakukan kekerasan terhadap hewan, karena ikan mas di kantong sekarat /koreatimes.co.kr/

SUDUT CIAMIS - Sebuah instalasi seni yang menampilkan ikan mas yang perlahan mati karena dikunci dalam kantong cairan di dalam galeri telah diturunkan sebagian pada hari Selasa, 12 Juli 2022 setelah dituduh melakukan pelecehan terhadap hewan.

"Ikan" Yu Buck telah dipamerkan di Museum Seni Jeonnam di Gwangyang, Provinsi Jeolla Selatan, sejak pembukaan pameran barunya, "Mourning: In the Wake of Loss," pada 30 Juni.

Pertunjukan itu sendiri telah dikuratori dengan tujuan untuk mengeksplorasi bagaimana individu berkabung dan lebih jauh mensublimasikan pengalaman traumatis kehilangan mereka.

Kehilangan karena peristiwa yang melukai fisik dan psikologis seperti pandemi COVID-19, perang, dan kebakaran hutan terkait perubahan iklim menjadi karya seni.

Baca Juga: Singapura laporkan kasus lokal ketiga infeksi monkeypox

 

Yu adalah salah satu dari 13 kreator baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang diundang untuk menampilkan total 54 foto, instalasi, dan karya media yang sesuai dengan tema tersebut.

Pekerjaan yang dimaksud terdiri dari 15 kantong larutan IV berisi air, masing-masing dengan satu ikan mas berenang di dalamnya.

Menurut Yu, citra kuat dari makhluk-makhluk seperti itu menghadapi kematian yang lambat tapi pasti karena mereka dikurung hingga akhir pameran pada 12 September dimaksudkan untuk mengungkap kekerasan intrinsik dan dualitas sifat manusia.

Halaman:

Editor: Mochamad Fiqri Mustopa

Sumber: koreatimes.co.kr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x