Ketua International Monetary Fund (IMF) : Tidak Dapat Mengesampingkan Kemungkinan Resesi Global

- 7 Juli 2022, 10:00 WIB
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva berbicara selama konferensi yang diselenggarakan oleh Vatikan tentang solidaritas ekonomi, di Vatikan, 5 Februari 2020
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva berbicara selama konferensi yang diselenggarakan oleh Vatikan tentang solidaritas ekonomi, di Vatikan, 5 Februari 2020 /

SUDUT CIAMIS - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Rabu, 6 Juli 2022 mengatakan prospek ekonomi global telah "gelap secara signifikan" sejak April dan dia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan resesi global tahun depan mengingat risiko yang meningkat.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan kepada Reuters bahwa dana tersebut akan diturunkan dalam beberapa minggu mendatang perkiraan 2022 untuk 3,6 persen pertumbuhan ekonomi global untuk ketiga kalinya tahun ini, menambahkan bahwa para ekonom IMF masih menyelesaikan angka-angka baru.

IMF diperkirakan akan merilis perkiraan terbarunya untuk 2022 dan 2023 pada akhir Juli, setelah memangkas perkiraannya hampir satu poin persentase penuh pada April. Ekonomi global tumbuh sebesar 6,1 persen pada tahun 2021.

Baca juga: Pelantikan Rektor Universitas Galuh Ciamis Periode 2022 sampai 2026 Digelar Hari Ini

 

"Prospek sejak pembaruan terakhir kami pada bulan April telah menjadi gelap secara signifikan," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara, mengutip penyebaran inflasi yang lebih universal, kenaikan suku bunga yang lebih substansial, perlambatan pertumbuhan ekonomi China, dan meningkatnya sanksi terkait dengan perang Rusia di Rusia. Ukraina.

"Kami berada di perairan yang sangat berombak," katanya. Ditanya apakah dia dapat mengesampingkan resesi global, dia berkata, "Risikonya telah meningkat sehingga kami tidak dapat mengesampingkannya."

Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan beberapa ekonomi besar, termasuk China dan Rusia, telah mengalami kontraksi pada kuartal kedua, katanya, mencatat risikonya bahkan lebih tinggi pada tahun 2023.

"Ini akan menjadi '22 yang sulit, tetapi mungkin bahkan 2023 yang lebih sulit," katanya. "Risiko resesi meningkat pada 2023."

Halaman:

Editor: Mochamad Fiqri Mustopa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x