Filsafat Politik: Otoritas (Part I)

- 1 Juli 2022, 23:50 WIB
Pemikiran tentang Otoritas (Filsafat Politik)
Pemikiran tentang Otoritas (Filsafat Politik) /

SUDUT CIAMIS - Otoritas adalah translasi dari bahasa Inggris Authority yang juga merupakan serapan dari bahasa Latin yaitu Auctor atau Auctoritas yang berarti kekuasaan atau hak untuk memberi perintah, mengambil keputusan dan memaksakan kepatuhan.

Dalam bentuk lain, otoritas juga bisa berarti seorang individua tau organisasi yang memiliki kuasa secara partikular, terutama di bidang politik.

Dalam filsafat politik, otoritas adalah salah satu kajian kunci yang perlu dipelajari karena otoritas memberi penjelasan akan relasi yang sangat mendasar antara pemerintah dan masyarakat.

Terdapat tiga bahasan klasik dalam filsafat politik mengenai otoritas. Pertama diambil dari karya Niccholo Machiavelli yang berjudul Il Principe atau biasa disebut The Prince.

Baca juga: Tips Skripsi Buat Kamu: Daftar Situs Web Jurnal Berbahasa Indonesia

Pemikiran kedua mengambil dari State of Nature yang dirumuskan oleh Thomas Hobbes, dan yang ketiga adalah pandangan dari John Locke.

Ketiganya memiliki irisan yang sama mengenai otoritas dan kemampuan manusia untuk berkuasa.

Il Principe

Il Principe adalah sebuah analisa mendalam tentang bagaimana cara untuk mendapatkan dan memelihara kekuasaan politik.

Buku yang ditulis di abad ke-16 ini sejatinya ditulis oleh Machiavelli untuk keluarga Medici yang merupakan penguasa Republic of Florence (sekarang menjadi kota Florence).

Buku ini berisi 26 chapter yang dibagi menjadi 4 tema besar. Bagian pertama, yaitu chapter 1-11 membahas tentang jenis-jenis pemerintahan.

Bagian selanjutnya yaitu chapter 12-14 mendiskusikan tentang jenis-jenis militer dan cara yang tepat untuk menjadi seorang pemimpin militer.

Chapter 15-23 membahas tentang sifat-sifat atau karakteristik dari seorang pangeran, dan terakhir , yaitu chapter 24-26 mendiskusikan tentang kondisi perpolitikan di Italia saat itu. 

Tema pertama, yaitu jenis-jenis pemerintahan, Machiavelli menyebutkan ada 4 jenis pemerintahan. Pertama adalah Hereditary Principalities atau kerajaan yang diwariskan oleh garis keturunan. Jenis pemerintahan seperti inilah yang menurut Machiavelli menjadi bentuk paling dominan di Italia saat itu.

Jenis pemerintahan yang kedua adalah Mixed Principalities, maksud dari jenis ini adalah wilayah kekuasaan yang didapatkan dari kepemilikan kerajaan lain, dan membuat kerajaan yang diambil wilayahnya menjadi subordinat.

Bentuk ketiga adalah New Principalities, sebuah kekuasaan yang didapatkan melalui beberapa metode seperti; kekuasaan pribadi, kekuasaan orang lain, melalui tindak kriminal, atau melalui suara publik.

Sedangkan bentuk terakhir adalah Ecclesiastical Principalities atau kekuasaan yang dimiliki oleh Paus (Papal State).

Tema kedua, Machiavelli menyebutkan jenis-jenis militer yang perlu dimiliki oleh seorang penguasa untuk menjaga kekuasaannya. Dalam bagian ini, Machiavelli menyebutkan 4 jenis militer.

Pertama adalah tentara bayaran yang beresiko tinggi dan tidak mampu diandalkan.

Kedua, Auxiliaries atau tentara pinjaman dari penguasa lain, yang juga beresiko dan berbahaya.

Ketiga, Native Troops, atau tentara yang berasal dari wilayah sendiri (ini adalah model yang paling ideal), dan yang terakhir adalah bentuk campuran dari ketiga bentuk sebelumnya.

Baca juga: Pangeran Harry Mengatakan Dia Melihat Warisan Putri Diana 'Ketika Saya Melihat Anak-Anak Saya Sendiri' di Hari

Tema ketiga, Machiavelli merekomendasikan karakteristik yang perlu dimiliki oleh seorang penguasa. Menurut Machiavelli, penguasa harus bersikap:

  • Lebih baik bersikap pelit, daripada dermawan
  • Lebih baik menjadi kejam, daripada mengampuni
  • Lebih baik inkar janji daripada menjaganya tetapi kehilangan tujuan
  • Seorang pangeran harus mampu membuat dirinya tidak dibenci oleh rakyat, karena goodwill dari rakyat lebih kuat dari benteng batu sekalipun
  • Seorang pangeran harus mampu membuat proyek besar untuk menjaga reputasi
  • Sorang pangeran harus memilih penasihat yang bijak dan menghindari orang yang hanya mengikuti

Bagian terkahir, Machiavelli mendiskusikan tentang situasi politik di Italia saat itu dan pada bagian ini, ia memberi rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan agar House of Medici dapat menguasai Italia.

Pertama, Machiavelli merekomendasikan Medici untuk menjalankan hal-hal yang ia bicarakan di dalam Il Principe, karena menurutnya banyak kerajaan di Italia, kehilangan kekuasaannya karena tidak sesuai dengan rekomendasi Machiavelli.

Kedua, menurut Machiavelli manusia dikendalikan oleh dua aspek, yaitu keberuntungan dan kehendak bebas, dan kehendak bebas adalah sesuatu yang bisa dikontrol oleh penguasa dengan menggunakan kehendak bebasnya. Oleh sebab itu, kehendak bebas masyarakat harus bisa dikontrol.***

Baca juga: Hukum Puasa Tarwiyah, Benarkah Keutamaannya Mampu Menghapus Dosa 1 Tahun? Simak Penjelasannya!

Editor: Aan Diana

Sumber: Webinar Kelas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah