Aliran Filsafat Pendidikan: Essensialisme

1 Juli 2022, 10:10 WIB
Aliran Filsafat Pendidikan: Esensialisme /

SUDUT CIAMIS - Esensialisme adalah aliran filsafat pendidikan yang menekankan pada pemahaman siswa melalui subjek-subjek mendasar.

Aliran filsafat Esenssialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.

Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu telah banyak memberikan kebaikan untuk umat manusia. Yang dimaksud dengan kebudayaan lama itu ialah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang pertama.

Akan tetapi, yang paling mereka pedomani ialah peradaban semenjak zaman Renaissance. Menurut Brameld, aliran Essensialisme ialah aliran yang lahir dari perpaduan dua aliran dalam filsafat, yakni idealisme dan realisme.

Baca juga: Aliran Filsafat Pendidikan: Perenialisme

Berbeda dengan perenialisme yang menekankan nilai-nilai universal, esensialisme dianggap sebagai aliran yang lebih konservatif.

Anggapan itu karena berlandasan pada keharusan untuk mengajarkan pengetahuan tentang masyarakat dan peradaban manusia melalui kurikulum.

Fokus dasar esensialisme terletak pada pemisahan antara subjek yang dianggap esensial dan non esensial. Subjek yang dianggap esensial akan diterapkan dalam sebuah kurikulum dasar.

Kurikulum yang dimaksud mencakup studi tentang alam semesta, hukum-hukum alam, dan ideologi, bahwa dengan teredukasi, maka hidup menjadi lebih bahagia.

Dengan kata lain, esensialisme menyiapkan para siswa untuk menghadapi kehidupan.

Contoh yang dapat menggambarkan esensialisme adalah bentuk pendidikan Trivium Quadrivium yang mengajarkan tiga ilmu mendasar yaitu tata bahasa, logika dan retorika.

Serta empat ilmu yang menjadi perpanjangan dari tiga ilmu sebelumnya yaitu aritmatika, geometri, musik, dan astronomi.

Baca juga: Pendidikan Berwawasan Gender: Kenali Yuk!

Tujuh kurikulum mendasar ini dipercaya sebagai sebuah akumulasi kebijaksanaan yang dapat diturunkan kepada siswa.

Satu konsep yang sangat menjadi pembeda antara perenialisme dan esensialisme adalah metode yang digunakan.

Bila perenialisme menekankan pada teori dan pemikiran abstrak, maka esensialisme lebih mengarah pada kemampuan praksis yang bisa digukanan untuk kehidupan sehari-hari.

Bahkan, bisa digunakan sebagai sebuah komodifikasi yang mengarah pada masa depan seseorang. Sebagai contoh, pendidikan Trivium Quadrivium atau Liberal Arts di jaman Romawi adalah syarat mendasar seseorang untuk memiliki karir di bidang politik dan hukum.

Tujuan Esensialisme

  • Esensialisme mempercayai bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menyiapkan para siswa menghadapi hidup.
  • Oleh karena itu, berbeda dengan perenialisme yang menekankan pada kemampuan abstrak
  • Esensialisme lebih mengarah pada kemampuan praksis yang bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
  • Terutama di Abad Pertengahan, ilmu-ilmu yang diajarkan di akademi-akademi saat itu bisa menjadi dasar seseorang untuk memulai karir di pemerintahan.***

Baca juga: Ramalan Zodiak Aquarius Hari Ini 30 Juni 2022: Bersikaplah Murah Hati Untuk Orang yang Kalian Cintai

Referensi

Britannice, T. E. (2020, December 24). Mortimer J. Adler. Retrieved from https://www.britannica.com/biography/Mortimer-J-Adler

Chandler, C. D. (2018, June 25). genesisuniversity.education. Retrieved from genesis university web site: https://www.genesisuniversity.education/similarities-and-differences-between- essentialism-and-perennialism/

Kneller, G. F. (1971). Introduction to the Philosophy of Education. John WIley & Sons. Noddings, N. (1995). Philosophy of Education. Westview Press.

UKEssays. (November 2018). Differences between essentialism and perennialism. Retrieved from https://www.ukessays.com/essays/education/differences-between-essentialism-and-perennialism- education-essay.php?vref=1

 

Editor: Aan Diana

Tags

Terkini

Terpopuler