Ia kemudian lanjut menjelaskan bahwa, awal kejadian bermula saat (oknum) orang NTT tidak mau membayar karoke, karena marah mereka menghancurkan fasilitas karoke tersebut.
Setelah itu (oknum) orang NTT dihajar oleh (oknum) orang Maluku sampai akhirnya mereka pulang. Namun mereka kembali lagi dengan membawa masa lebih banyak dan menghancurkan lagi karoke tersebut.
Tak hanya itu, (oknum) orang NTT ini mendatangi kos (oknum) orang Maluku tinggal. Namun mereka salah sasaran, malah melakukan pembacokan kepada orang Papua sampai tangannya putus.
Orang Maluku (oknum) menuntut agar pelaku segera ditangkap, akan tetapi setelah 2 hari tidak ada kejelasan dari Polda setempat. Akahirnya orang Maluku marah dan membakar ruko yang biasa dijadikan markas (oknum) orang NTT.
disebutkan juga bahwa markas (oknum) orang NTT tersebut sering mengadakan kegiatan sampai larut pagi yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Seperti itulah jelasnya mengenai kronologi kerusuhan di sekitar Babarsari dan Seturan yang dijuluki Babarsari Gotham City.***