Ledakan Tragis di Nagorno-Karabakh: 20 Orang Tewas dan Ratusan Terluka dalam Kondisi Krisis

- 27 September 2023, 14:00 WIB
Etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh berbicara setibanya di Goris Armenia, sebuah kota di wilayah Syunik, Armenia, 25 September.
Etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh berbicara setibanya di Goris Armenia, sebuah kota di wilayah Syunik, Armenia, 25 September. /

Kementerian Kesehatan Armenia telah mengambil langkah-langkah darurat dengan mengirimkan helikopter untuk membawa beberapa korban ledakan ke Armenia. Penerbangan evakuasi tambahan diharapkan dalam waktu dekat.

Ajudan presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev, mengumumkan melalui media sosial bahwa rumah sakit-rumah sakit di Azerbaijan siap untuk merawat para korban, tetapi belum ada yang dibawa ke sana. Azerbaijan juga telah mengirimkan obat-obatan untuk perawatan luka bakar dan bantuan kemanusiaan lainnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Azerbaijan melancarkan serangan kilat yang berhasil menggempur pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh, memaksa pihak separatis untuk menyerah dan memulai pembicaraan mengenai "reintegrasi" wilayah tersebut ke dalam Azerbaijan.

 

Baca Juga: Presiden Putin Dorong Pelajar Rusia Menguasai Bahasa Mandarin dan Bahasa Asia Lainnya

Namun, situasi ini memicu keprihatinan atas kelangkaan bahan bakar di Stepanakert selama berbulan-bulan. Ledakan ini semakin meningkatkan kecemasan tentang kemampuan penduduk untuk mencapai perbatasan, yang terletak sekitar 35 kilometer (22 mil) dari ibukota.

Pasukan penjaga perdamaian Rusia yang beroperasi di Nagorno-Karabakh telah memberikan bantuan dalam upaya evakuasi, dan sekitar 700 orang masih berada di kamp penjaga perdamaian pada Senin malam. Nagorno-Karabakh adalah wilayah otonom di Azerbaijan selama masa Uni Soviet, tetapi konflik separatis tumbuh selama bertahun-tahun, mencapai puncaknya dalam perang tahun 1994.

Konflik berlanjut hingga tahun 2020, ketika Azerbaijan merebut sebagian wilayah Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya dalam perang yang mengakhiri gencatan senjata sebelumnya. Gencatan senjata terbaru ini membawa sekitar 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia ke wilayah tersebut untuk menjaga stabilitas.***

 

Halaman:

Editor: Mochamad Fiqri Mustopa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah