Jelang Hari Aids Sedunia, Ini Makna Tema Peringatan Tahun 2023

28 November 2023, 16:28 WIB
Poster peringatan Hari Aids Sedunia 2023 /UNAIDS

 

PR CIAMIS - Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember adalah sebuah platform untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV dan AIDS dan menghormati mereka para penyintas penyakit ini. 

Pertama kali diadakan pada tahun 1988, HIV/AIDS telah menjadi tantangan kesehatan global yang menggemparkan. Jutaan orang di seluruh dunia terinfeksi HIV dan mengalami dampaknya, baik secara fisik maupun sosial.

Tema peringatan Hari AIDS Sedunia ke-35 tahun ini adalah "Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030". Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran komunitas dalam penanggulangan HIV/AIDS.

Selama 35 tahun terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan dalam mengatasi HIV dan AIDS berkat kemajuan dalam penelitian medis, peningkatan akses terhadap pengobatan dan pencegahan, dan pemahaman yang lebih luas tentang virus tersebut.

Baca juga: Putus Rantai Penularan HIV/AIDS, Bupati Herdiat Kukuhkan 81 Duta KPA

Di Indonesia, pandemi HIV/AIDS juga merupakan masalah serius. Meskipun angka kasus cenderung lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, namun penyebarannya masih menjadi perhatian utama. Faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman, stigma sosial, akses terhadap perawatan yang terbatas, serta tantangan dalam edukasi masyarakat menjadi hambatan besar dalam upaya penanggulangan di Indonesia.

Dilansir dari Kementrian Kesehatan, HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang mampu melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Ketika HIV berkembang menjadi tahap akhir, kondisi ini dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), di mana tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi lagi.

Penyebaran Virus HIV dapat melalui beberapa cara, yaitu:

  • Hubungan seksual tanpa pelindung dengan orang yang terinfeksi.
  • Penggunaan bersama jarum suntik yang terkontaminasi.
  • Dari ibu ke anak selama kehamilan, saat melahirkan, atau melalui ASI.
  • Transfusi darah yang terkontaminasi. 

Baca juga: Fakta Peredaran Nyamuk Aedes Aegepty ber-Wolbachia, Dapat Menekan Penyebaran Demam Berdarah

Pentingnya peran komunitas dalam mengakhiri AIDS tahun 2030

Keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama. Untuk mencapai tujuan dalam mengakhiri AIDS tahun 2030, maka diperlukan kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, serta peran penting dari komunitas.

Edukasi adalah kunci utama dalam memerangi HIV/AIDS. Melalui pendekatan yang terarah, masyarakat dapat memahami cara penularannya, mengurangi perilaku berisiko, dan mendukung individu yang terinfeksi agar mendapatkan akses perawatan yang tepat. 

Di Indonesia, banyak komunitas atau organisasi dan lembaga swadaya masyarakat yang berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran akan HIV/AIDS. Mereka menyelenggarakan kampanye-kampanye edukasi, layanan konseling, memantau kebijakan pelayanan serta memperjuangkan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan dan perawatan bagi yang membutuhkan.

Selain itu komunitas juga berperan dalam mendukung para pengidap adau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), karena salah satu tantangan terbesar dalam menangani HIV/AIDS adalah stigma yang masih melekat kuat di masyarakat.

Baca juga: Cipta Kondisi Jelang Pemilu 2023-2024, Polsek Cikoneng Ciamis Gelar Patroli Dialogis

Orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS sering menghadapi diskriminasi, kekhawatiran akan penolakan sosial, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Komunitas di Indonesia terus berjuang untuk mengatasi stigma ini dengan memberikan edukasi yang akurat dan memperjuangkan hak-hak individu yang terkena dampak.

Beberapa contoh tambahan peran komunitas dalam penanggulangan HIV/AIDS:

  • Komunitas HIV/AIDS dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan kebijakan dan program penanggulangan HIV/AIDS yang lebih efektif.
  • Komunitas HIV/AIDS dapat menjadi mitra pemerintah dalam melakukan penelitian dan pengembangan terkait HIV/AIDS.
  • Komunitas HIV/AIDS dapat menjadi mitra pemerintah dalam melakukan advokasi untuk meningkatkan akses terhadap layanan HIV/AIDS.

Peringatan Hari AIDS Sedunia adalah panggilan kepada semua pihak untuk bersatu, mengedepankan empati, serta memberikan dukungan tak terbatas bagi mereka yang terkena dampak HIV/AIDS. Dengan peran aktif dan kerjasama dari pemerintah, masyarakat serta komunitas, kita dapat memutus mata rantai penyebaran, memberikan perawatan yang layak kepada ODHA, dan mengubah pandangan masyarakat terhadap penyakit tersebut.***

  

Editor: Dewi Yosviani

Sumber: UNAIDS kemkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler