Network
Bahan utama yang digunakan untuk membuat tas Kamoeti adalah daun lontar yang sudah dijemur. Proses penjemuran ini sangat bergantung pada sinar matahari yang hangat, karena merupakan langkah krusial dalam menghasilkan kualitas terbaik. Kemudian, batok kelapa digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik tampilan tas. Lem digunakan untuk merekatkan hiasan batok kelapa ini dengan tas. Untuk memberikan sentuhan terakhir, tas Kamoeti dicat menggunakan pernis agar terlihat semakin menarik.
Produksi tas Kamoeti tidaklah mudah. Prosesnya sangat bergantung pada cuaca, terutama panas matahari. Tanpa sinar matahari yang cukup, proses penjemuran daun lontar terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan jamur pada produk akhir, mengurangi kualitasnya. Musim hujan juga menjadi tantangan tersendiri, karena produksi akan terhambat.
Meskipun berasal di Ciamis, tas Kamoeti telah dijual ke berbagai daerah, baik secara konvensional, maupun melalui platform online. Bahkan, ada pembeli yang datang langsung ke tempat pengrajin atau melalui pameran-pameran komunitas ekonomi kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan dan keunikan tas Kamoeti telah diterima secara luas di masyarakat.
Baca Juga: H+3 Arus Balik Lebaran 2024 Ciamis Didominasi Kendaraan Pribadi, Roda Dua Terbanyak
Tas Kamoeti bukan hanya sebuah barang, tetapi juga sebuah warisan budaya dari Kerajaan Galuh yang patut dilestarikan. Dibalik keindahannya terdapat kerja keras dan keterampilan tinggi dari para pengrajin lokal. Semoga kehadiran tas Kamoeti terus memperkaya ragam busana tradisional Indonesia, sementara juga menginspirasi generasi mendatang untuk menghargai keindahan dalam kesederhanaan.
Demikian rekomendasi oleh-oleh Ciamis yang syarat makna dan tentunya akan menjadi spesial, tak lekang oleh waktu.***
